Sabtu, 27 September 2008

Bantul I am coming...

sekedar memebritahukan bahwa empunya blog sudah sampai rumah dengan selamat..
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu hingga satu pemudik ini sampai tujuan..

Kamis, 25 September 2008

Mudik Tlah Tiba..

Yup, tiket sudah ditangan
packing barang, lumayan lah..
packing hati, stil work in process

Mengucapkan:

Selamat mudik bagi para perantau

Selamat Menyambut Hari Raya Idul Fitri 1429 H bagi Para Handai Taulan
di seluruh penjuru negeri..

Mohon Maaf Lahir dan Bathin..
Smoga kita Kembali ke Suci

From Pasar Sentral to Pasar Senggol

Pfuff,, jelang lebaran volume kerjaan lumayan banyak. Pemangku kepentingan mungkin memanfaatkan moment ini untuk berbondong-bondong berkunjung ke kantor. Antrian banyak banget. Mereka menunggu nomornya dipanggil sampai over time!! jam pulang kantor yang dipangkas stgh jam pada Bulan Ramadhan ini sepertinya tidak terlalu banyak bermakna bagi kami untuk sekedar menikmati ngabuburit.. around

efeknya, rencana buat nyeritain kegiatan di akhir minggu pun lewat deh.. hehe...

hemm,, dalam rangka mempersiapkan mudik, hari Sabtu kemarin, saya dan seorang teman blusukan ke pasar tradisonal di Kota Gorontalo. Namanya Pasar Sentral. Tugas saya simpel, sekedar nemenin empunya hajat yang pengen membeli buah tangan untuk ibunya di rumah..

Gorontalo lumayan terik. Tapi teriknya ga begitu kerasa pas kami sudah berada di atas kendaraan..
Jujur, ini kali pertama saya bertandang ke pasar tsb. Secara, saya ga pernah masak, jadi ya tidak pernah deh merambah ke pasar tradisonal..

Objek perburuan kami adalah ikan asin. Soal ikan, sudah pasti saya ga bisa diandalkan,, sama sekali saya tidak bisa membedakan berbagai jenis ikan.. Apa karena sang ikan belum kenalan ma saya yah?! xpasti Urusan tawar-menawar pun saya bukan jagonya. Saya lebih sering menyerah pada harga yg ditawarkan oleh penjual setelah tawaran harga yang saya ajukan tidak disetujui...

well, setelah memarkir motor dan mulai memasuki area pasar... hemmm aroma khas pasar tradisional mulai tercium.. apalagi pas melintas di deket penjual daging...sedep euy!! ditambah cipratan-cipratan air tirisan daging, makin menambah seru deh petualangan siang itu...


seperti pasar-pasar tradisional lainnya, dagangan yang dijualbelikan di pasar ini pun beragam,,




tak berapa lama, akhirnya kami menemukan kios penjual ikan kering. sayang, kios langganan temen saya tutup.. akhirnya transaksi dilaksanakan di kios sebelahnya. sayang yang kedua adalah ternyata ikan yang dimaksud oleh temen saya ga ada,, ntah baronang/bubara/apa, saya ga terlalu paham bentuknya.. nerd



Dan pilihan ikan pun akhirnya jatuh pada ikan teri, ikan nike dan satu jenis ikan yang saya lupa namanya (padal dah disebutin berulang-ulang loh!! fikir )

(hai ikan, siapakah namamu?)

(kalo ini, si kecil nike)

(ini baru si teri)

well, transaksi pun diakhiri setelah kami membeli skian kilo ikan kering,,
pada waktu berangkat, saya blm ada ingin untuk membeli, tapi setelah sampai di pasar, dan ngeliat temen saya tuh mantebb banget belinya, akhirnya ikut-ikutan beli deh, even cm atu kilo,, (latah mode on)

Then, kami pulang setelah sebelumnya membeli kopi sebagai bahan peredam bau khas ikan asin dalam proses packing,, sampai kosn, ikan dipacking dalam kardus dan siap untuk ditenteng pulang..

Malam pun berselang,,
setelah berbuka dan shalat tarawih, petualangan saya dan seorang teman pun berlanjut.
semula kami ga ada planning kemana-mana kecuali skedar mengisi perut sbg pengganti sahur.. (padal baru skitar jam 10-an tuh..)

Berhubung tempat biasa kami nongkrong sudah penuh, haluan pun diarahkan ke Pusat keramaian Tahunan di Kota Gorontalo yang diselenggarakan tiap tahun mulai tanggal 17 ramadhan. Yupp, pasar itu bernama Pasar Senggol.

Kenapa disebut pasar senggol, mungkin dikarenakan jarak antar stand (kalo boleh dibilang stand) terlalu sempit. Sehingga pembeli satu dan lainnya probabilitas senggol-senggolannya tinggi. (rada hiperbolis sih.. hehe)

hemm, pasar lumayan ramai di hari menjelang akhir Ramadhan ini.. kebanyakan yang dijajakan adalah ragam pakaian, sandal dan alat-alat rumah tangga yang biasa digunakan untuk mempercantik ruangan. barang pecah belah seperti set cangkir dan toples juga ada. kue khas Gorontalo yang bernama Kerawang juga turut di jual..

malam itu, kami hanya selayang pandang, turut berpartisipasi meramaikan tanpa ada niatan untuk membeli..
ada juga permainan ketangkasan melempar bola tenis pada tumpukan kaleng bekas susu, dengan hadiah sebotol soft drink apabila berhasil merobohkan semua kaleng dalam tiga kali lemparan. temen saya mencoba permainan ini, sayang, kurang bgitu berhasil..


Puas mengitari area pasar Senggol, kami pun pulang,, lumayan lah buat olahraga malam peace

Kendaraan diarahkan kembali kepada tujuan awal..
Master Cafe

Rabu, 24 September 2008

Ugh...

heemm apa mau dikata.. tension
pengennya posting,,ihikhik
tapi kerjaan lumayan banyak..banyakckp
maklum mendekati hari raya..sembah
jadi pending posting duwlu neh.....putuscinte

(thx to Om Fajar atas tutorialnya...tepuktangan)

Senin, 22 September 2008

Painting with Light


light1
(asli bukan olah TKP. Objek : berdiri)

light2

(ambilkan bulan bu..)
  • Camera: Canon EOS 40D.
  • teknik pemotretan (pengaturan lensa, pencahayaan, dsb) : entahlah, ga tau pastinya,
  • alat bantu : lilin/senter,
  • ruang pemotretan : gelap cahaya..
(dalam ruang gelap cahaya, kita melukis suatu objek dengan menggunakan cahaya dari senter/lilin. kamera akan merekam lukisan cahaya itu dalam sekian detik pengaturan..)

limboto lake
(satu sore di tepi Danau Limboto)












(orang-orangan sawah)



(all of d photos taken by Mikah with his new camera)
(asli, tanpa efek photoshop, kecuali untuk memperkecil ukuran + nambah frame)

Kamis, 18 September 2008

Aku dan Mudik

hemm, lebaran sebentar lagi..
ngerasa ga sie, waktu serasa berjalan begitu cepat?!keknya baru kemarin mengawali puasa, eh ini dah hari ke 18 (bagi yang mengawali puasa tgl 1 Sept 08)

Persiapan hal-hal yang berbau fisik menjelang lebaran mungkin dah mulai terasa di tanggal-tanggal ini, terutama yang ada planning buat ngejahitin baju lebaran. Yakin deh, udah dari jaoh-jaoh hari ngantriin bahan di modiste! Malah mungkin udah sejakawal puasa..

bikin kue lebaran, mungkin minggu depan baru mulai kerasa gaungnya kecuali bagi mereka yang emang punya usaha parcell dan sejenisnya...

persiapan buat perantau, ya pasti mudik lah...

fur me, myself, tahun ini kalo ga salah itung, sudah mudik ke-8 sejak saya belajar merantau..

5 tahun pertama, berprofesi sebagai mahasiswi dan berposisi masih di Jurangmangu (seberang Bintaro.red) moda mudik & balik yang dipilih adalah bus, dengan alasan lebih ekonomis dan lebih deket dengan domisili dibanding moda kereta eksekutif/pesawat! Saya punya bus langganan R*M*Y*N*, karena udah langganan, mba petugas loketnya ampe apal deh... :P

Jauh hari sebelum hari keberangkatan (awal-awal puasa.red) saya biasa dah indent duluwan. Disamping bisa dipastikan dapet tempat duduk, kita juga bisa lebih leluasa memilih tempat duduk sesuai selera karena biasanya masih kosong. biasanya sie, kita cuma dikasih karcis pesen tempat duduk plus bayar administrasi skitar 10 ribu (pada waktu itu) sambil nungggu harga resmi edisi Lebaran yang dikeluarkan oleh armada stelah memperhitungkan tuslah.. untuk selanjutnya karcis asli baru diambil 1-2 hari sebelum berangkat.

Karena masih kuliah, biasanya libur tlah tiba berhari-hari sebelum puncak arus mudik; dan baliknya biasanya dah lewat masa kritis arus balik.. Lebak Bulus menjadi terminal pilihan karena lokasinya paling deket dengan Bintaro.

1 tahun berikutnya (2006), berprofesi sebagai pegawai magang (nunggu penempatan) dan berposisi di seputar Paseban, moda mudik beralih ke kereta api dengan satu alasan Gambir deket banget dengan tempat kedudukan.

Prosesi mendapatkan tiket kereta kurang lebih sama, antri lah di loket 30 hari sebelum keberangkatan. Waktu itu saya bersama Mba Iin, seorang temen kost berjuang di Gambir selepas subuh. Antrian pada waktu itu belum se - menggila seperti diberitakan pada tahun ini.. Meski antri dah di urutan belasan, Alhamdulillah masih dapet tiket!! Ntah apa yang menyebabkan antrian tiket th 2006 berbeda dg th 2008. Apa karena pemudik dengan moda kereta bertambah banyak yah?! atau??? entahlah..

Hal yang mengesankan dari mudik ini adalah ketika menyadari bahwa hanya tinggal kami berdua yang berada di kosn pada malam sbelum keberangkatan. Kami adalah penghuni terakhir di kosn!! hii... Mana kamar kami beda lantai lagi!! saya di kamar atas dan Mba Iin di kamar bawah. Malam itu kami memutuskan untuk tidur satu kamar untuk memenggal rasa ketakutan. Kejadian aneh? hanya mba Iin yang merasakan.. (apa saya yang bebal alias ga ngeh yah?!). dan kami pun ngacir meninggalkan kosn too early in the morning meski kereta berangkat baru sekitar pukul 8 pagi..

me&iin_251006

monas2006

(Sempat berpose sebelum berangkat. Tugu Monas terlihat jelas dari Sts. Gambir)

Dan akhirnya Kereta Taksaka Pagi, tanggal 21 Oct 2006, mengantarkan kami menuju kampung halaman . Meski kami ngantrinya bareng, tapi tempat duduk kami tidak bersebelahan karena waktu itu kami nulis formulir pesenannya ndiri2. Untungnya masih satu gerbong. Saya di kursi tunggal paling depan, mba Iin di kursi tunggal paling belakang. Yang jelas saya sungguh menikmati perjalanan karena ini adalah pengalaman pertama saya naik kereta pagi (katrok mode: on)

100_1137

100_1136

Tahun kemarin (2007) dan InsyaAllah tahun ini (2008) sudah pasti moda pesawat yang dipilih!! ga ada alternatif lain kecuali bersedia berlayar berhari-hari dengan menggunakan kapal laut dari pelabuhan GTO (:oh.. BIG :No)

ini nie Bandara Jalaluddin GTO

jalaluddin

Tahun 2007, ada dua maskapai yang melayani route penerbangan dari GTO ke sjumlah kota tempat tujuan mudik. Cuti bersama th 2007 jatuhnya mepets banget ma tgl 1 Syawal.. palagi ada Ormas Islam yang udah netapin hari raya jatuh sehari sebelum tgl merah di kalender.. duwh, bayangannya udah ga bisa ngerasain puasa di rumah deh...

Tiket mudik dah di issued sesuai tanggal yang direncanakan, langsung bayar cash PP, takut baliknya ga dapet tiket krn armada terbatas.. Tiket mnuju Jogja jg udah beress.. (pikir dalam hati) Eh tiba-tiba ada terbersit untuk mengajukan tgl mudik satu hari sebelumnya.. Nelfon agen, koq ya kebetulan ada seat di tgl dan kelas itu (padahal dah ngarep semoga dah ga ada seat shg niat nekat ini terterpis).. Yaudah deh, akhirnya maju.. Cm rada mikir juga sie, karena tiket ke Jogja dah ga bisa dimajuin satu hari karena seat udah penuh.. Tapi gpp stidaknya dah menginjak Pulau Jawa duluwan :)

Then sampai di Soe-Hatta, saya pun berjuang mendapatkan tiket maskapai yang berangkat hari itu juga ke Jogja. Berjalan menyusuri terminal 1A-1C bagaikan napak tilas jaman dulu (ups..) Hasilnya... jeng.. jeng.. jeng... dapet!!! Tiket Adam Air untuk penerbangan ke Jogja masih tersedia!! meski di kelas 'Yengki' dan di The Last Flight Out, (kek judul lagu) tp gapapalah... hari itu juga bisa sampe rumah..

Dan yang lebih mngejutkan lagi...
jeng.. jeng.. jeng... Bisa ketemu seorang temen bernama Zulkifli dari Pangkal Pinang di counter Adam Air. dari Izul saya tau kalo Bp dan Ibu Teguh juga baru ajah nyampe Jkt. Langsung mengambil telp bimbit, menelfon, dan ketemuan deh.. bersama Bp dan Ibu Leila kami satu DAMRI menuju Gambir.. (hemm, Leil,, udah hampir satu lebaran nie, terakhir ketemu..)

Dan,, untuk mudik tahun ini, ada satu maskapai yang membuka route baru GTO-JKT direct alias tidak transit Makassar. Lumayan, setidaknya menambah pilihan jam penerbangan dan sdikit menekan harga Duopoli Maskapai yang selama ini berkuasa di GTO..

Semoga mudik tahun ini selancar mudik-mudik sebelumnya.. Amien..
dari Gorontalo diucapkan : Selamat mempersiapkan mudik yaa...

Selasa, 16 September 2008

Pohon Cinta dalam Kenangan

Ini adalah Pohon Cinta

(entah kenapa di sebut Pohon Cinta padahal bentuk pohonnya bukan seperti bentuk hati)

Usut punya usut, ternyata lokasi tempat Pohon ini berada, ramai dikunjungi muda mudi tiap Malam Minggu.. (dah dapet Clue?!)

Dimanakah Pohon Cinta berada??

Pada tepi sebuah Pesisir Kota Marisa, Kabupaten Pohuwato Prov. Gorontalo

Kenapa Pohon ini Begitu Terkenal??

Ntahlah,, mungkin karena hal seperti tersebut di atas..

mungkin karena Pohon ini adalah salah satu icon Marisa (:oh) sebagaimana seorang sopir taksi menceritakan perihal pohon ini dalam perjalanan kali pertama kami menuju kota Marisa. (bingung!!! bayangan kami waktu itu, disebut pohon cinta karena salah satu bagian dari pohon ini ntah daun, bunga atau buahnya berbentuk hati)

Kabar terakhir dari Pohon Cinta

Tumbang terkena abrasi dan ditebang dari tempat semula dia berada dikarenakan di tempat tsb akan dibangun Ring Road...

Foto skitar 6 bulan yang lalu sebelum Pohon ini tumbang

PC2

(dari ki ke ka : Bu Agus, Pak Agus, Pak Indra, Om Fajar, Me)

Maksa:: serasa berjemur di Kuta (lokasi: samping Pohon Cinta)


Semoga ini membawa Kemajuan bagi Marisa :)


(postingan Ramutu)

Sabtu, 13 September 2008

Gorontalo Malam ini..

Sebuah perempatan tanpa lampu lalu lintas tampak ramai oleh lalu lalang abang bentor yang menganut prinsip slonong boy. Beberapa mobil dan sepeda motor non bentor juga melintas, menambah semrawut perempatan itu..

Dua orang Pak Polisi Lalu Lintas yang bertugas pada malam ini nampak sibuk mengatur lalu lintas supaya lebih tertib. Dengan rompi berwana hijau kekuningan lengkap dengan efek fluorescence, beberapa kali melambaikan tangan mencoba mengatasi keriuhan lalu lintas. Hemm, (semoga) sebuah pengabdian kepada negara...

Langit Gorontalo tampak cerah. Rembulan tanggal 14 bersinar terang dengan goresan awan putih tipis menghiasi langit di atas Kota Milu ini..

Seorang penjual sate sibuk mengibas-ibaskan kipas, mengipasi tusukan daging ayam berlumur bumbu kacang yang terpanggang di atas bara api. Sedikit demi sedikit warnanya berubah menjadi kecoklatan.

Di sebelahnya, dua penjual minuman hangat ala STMJ yang lebih dikenal dengan minuman Saraba sedang berbincang, menunggu pembeli datang..

Sebelah penjual saraba, tampak penjual martabak, sigap melayani orang yang bertandang ke angkringannya. Ntah apa yang sedang dibuatnya, martabak telur atau terang bulang (cocok dengan bulan di malam ini)..

Di depan sebuah kantor pelayanan, di pojok sebuah perempatan, aku duduk memperhatikan sambil menunggu sate pesananku purna disajikan.

Sebentar kemudian, dua Pak Polisi datang menghampiri penjual sate, memesan menu dan secangkir saraba. Mungkin sekedar mengusir penat setelah sekian lama berdiri menunaikan tugas..

Aku pulang diantar abang bentor dengan membawa bungkusan sate lengkap dengan lontongnya..

Gorontalo, hampir satu jam yang lalu..

Dalam sebuah Perjalanan

Kereta Sancaka perlahan meninggalkan Stasiun Gubeng. Kuhempaskan tubuhku di salah satu kursi pada salah satu gerbong eksekutif. Kereta lumayan penuh. Mungkin karena hari itu adalah weekend. Sempat berjejal diantara penumpang untuk meraih pintu masuk gerbong. Sempat said 'excuse me' pada seorang foreign yang berpapasan di mulut gang antar gerbong karena aku salah masuk gerbong. Sempat minta bantuan seorang porter untuk mengangkut barang bawaan.. Dan aku pun akhirnya menghela nafas lega setelah sadar 100% bahwa aku telah duduk di kursi kereta setelah skian jam berkejaran dengan waktu.

Yah, siang itu aku baru saja menyelesaikan sebuah tes untuk mengukur kemampuan dalam berbahasa asing. Test setelah selama lebih kurang sepuluh hari aku dilatih untuk menggunakan bahasa dari negeri Prince William dalam menceritakan sesuatu. Sebuah kursus singkat yang dihadiahkan oleh intansiku setelah aku dinyatakan lolos seleksi. (instansiku, terimakasih atas kesempatan ini...)

Lepas tengah hari tes itu pun usai. Aku tahu, Sancaka masih bisa terkejar. Namun deret rencana yang telah aku susun sebelumnya, membuat aku merasa tidak yakin bahwa aku bisa pulang dengan kereta itu. Jurus nekat aku gunakan. Dari tempat test, kembali ke hotel, mengambil paketan barang kemudian melaju menuju tempat eskpedisi barang. Sempat senewen karena jalanan di Kota Pahlawan ini macet. Menurut sopir taksi yang aku tumpangi, malam nanti adalah puncak peringatan skian ratus tahun kota ini berdiri.. Hufh, sabar, sembari terus melirik ke arah jarum jam tangan pemberian salah seorang teman di Banteng. (trimakasih, Mba Dev..)

Hanya sekian menit di kantor ekspedisi, taksiku kembali melaju ke sebuah pusat penjualan barang elektronik. Tujuanku hanya satu, mencari eksternal driver sebagai tempat cadangan penyimpanan data mengingat spec. memory di komputer jinjingku terbatas.

Selesai dengan semuanya, bergegas aku menuju Gubeng, berharap masih mendapatkan Sancaka. Alhamdulillah, tiket itu masih tersedia dan waktu masih memungkinkan untuk sekedar mengambil barang di hotel (tidak lebih dari 30 menit sebelum jadwal pemberangkatan kereta). Sedikit berlari menyusuri jalan menuju hotel, berganti baju, mengambil barang dan meminta bantuan sopir taksi untuk mengantar ke stasiun, yang sebenarnya jaraknya hanya sejengkal dari hotel. Urusan check out aku serahkan pada teman sekamar..

Aku duduk di salah satu gerbong Sancaka. Sebelahku adalah seorang pria berusia skitar 30-an sedang bernegosiasi dengan orang yang duduk di kursi sederet. Sekelumit pembicaraan yang aku tangkap adalah : tukar tempat duduk.
Tidak terlalu memperhatikan dan terus menatap ke luar jendela, kereta melintas di belakang hotel yang dalam beberapa hari kemarin aku singgahi. Tampak seorang Janitor sedang membersihkan kaca jendela hotel. Earphone telah terpasang di kedua telingaku, ntah lagu apa yang sedang dimainkan, dan ditanganku sebuah novel terbuka, siap untuk dibaca, menemani skian jam perjalanan menuju kota tercinta.

Akhirnya orang di sebelahku berpindah. Negosiasi ternyata berhasil. Now, seorang pria muda, masih berumur sekitar 30-an dengan tas ransel duduk disebelahku. Perhatianku tertuju pada novel yang dia bawa. Warna sampul novel adalah kolaborasi antara wana hitam, putih dan pink keunguan, dengan font judul dan background gambar yang sangat familiar banget dimataku, langsung mengingatkanku pada cerita dari Negeri Belitong. Ugh,, ternyata kami pernah membaca novel yang sama..

Gaya cuek sebagaimana aku biasa bersikap di dalam semua moda yang membawaku pada setiap perjalanan akhirnya luluh ketika Bapak itu mulai menyapa. (masih terlalu muda untuk dipanggil bapak). Percakapan klise di dalam moda seperti dari mana mau kemana pun terucap. Sepatah, dua patah kata mengalir, ntah mengapa aku merasa nyaman dan nyambung ngobrol dengannya. Sesuatu yang jarang terjadi dalam sekian kali aku menempuh perjalanan. Biasanya aku lebih memilih sibuk dengan novelku atau hanyut bersama alunan untaian nada dari perangkat playerku.

Salah satu bagian percakapan yang aku ingat adalah ketika Bliau menanyakan : "masih ada lagi kejutan buat saya?!" setelah sebelumnya Bliau mendengarkan pemaparan sepotong-sepotongku, bahwa aku di Kota Rujak Cingur ini dalam rangka kursus, menuju Kota Geplak untuk pulang kampung, sementara aku bertugas nun jauh di Kota Milu dan dahulu menempuh bangku kuliah di Kota Metropolitan.

Hemm, ternyata beliau adalah seorang dokter bedah, sedang mengambil spesialis bedah syaraf di rumah sakit pemerintah terbesar di ibu kota Provinsi Jawa Timur. Entah apa yang mendorongnya untuk mengajakku bercakap-cakap dengan Bahasa dari negeri asal Ratu Elizabeth, padahal dari tampang dan perawakan, aku bukanlah seorang indo. Akhirnya aku pun bercerita atas test yang baru saja aku tempuh dan sdikit mendiskusikan tentang permasalahan yang di hadapi oleh sebahagian anak negeri ini dengan bahasa asing dan bagaimana cara membudayakan penggunaan bahasa asing di negeri sendiri. Sedikit Bliau menyitir tips belajar bahasa asing ala Lintang, seorang tokoh dalam novel yang Beliau bawa.

Topik pun beralih ke seputar pekerjaan, salah satu hal yang biasa membuatku dilema antara menjawab secara rinci atau general dalam percakapan dengan orang disebelahku pada setiap perjalanan. Tapi aku pun akhirnya mengaku setelah sebelumnya beliau menebak aku bekerja pada departemen yang sama dengan beliau.. (apa tampangku mirip suster ngesot ya)

Selanjutnya, aku lebih banyak diam, tidur, bercerita lagi, membahas film, buku, hingga sampailah perjalanan di Stasiun Balapan. Pak Dokter turun di stasiun ini untuk mengunjungi keluarganya. Sementara perjalananku masih satu jam lagi menuju stasiun terakhir dari route perjalanan kereta ini..

Sebentar kemudian telepon bimbitku bergetar. Sms masuk dari Bapak: "Nduk, Bapak wes neng Tugu.." Oh,,,, serasa sudah sampai di rumah...

(Buat pak dokter, maaf pertemuan singkat dengan Anda saya tulis dalam blog ini, sekedar mengingat atas perbincangan di dalam perjalanan itu,,)

Kamis, 11 September 2008

Benteng Otanaha

Terinspirasi oleh tayangan di salah satu statisun TV swasta kemarin pagi, sejenak saya akan membawa Anda ke salah satu objek wisata di Gorontalo.

Beberapa waktu yang lalu, bersama seorang teman, saya mengunjungi objek wisata Benteng Otanaha. Terletak di atas bukit di Kelurahan Dembe I, Kecamatan Kota Barat, Kota Gorontalo, benteng ini dibangun sekitar tahun 1522 dan baru diresmikan oleh Dirjen Kebudayaan Departemen P&K pada tanggal 10 Februari 1981.

1

Keberadaan Benteng ini tidak lepas dari sejarah masyarakat Gorontalo. Konon, Benteng ini dibangun atas kesepakatan Raja Ilato (raja yang berkuasa pada waktu itu) dengan Nahkoda Kapal Portugal yang sedang singgah di Pelabuhan Gorontalo karena kehabisan bahan makanan, pengaruh cuaca buruk, dan gangguan bajak laut. Maksud dibangunnya benteng ini adalah untuk untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negeri.

Benteng Otanaha terdiri dari 3 bangunan benteng yang masing-masing dinamakan:

  1. Benteng Otanaha. Ota artinya benteng. Naha adalah orang yang menemukan benteng tersebut (putra Raja Ilato). Otanaha berarti benteng yang ditemukan oleh Naha

  2. Benteng Otahiya. Ota artinya benteng. Hiya akronim dari kata Ohihiya, istri Naha Otahiya

  3. Benteng Ulupahu. Ulu akronim dari kata Uwole,artinya milik dari Pahu adalah putera Naha.Ulupahu berarti benteng milik Pahu Putra Naha.

hemm, karna ga baca sejarahnya sebelum berkunjung, jadi pada waktu jalan-jalan ke Otanaha, ga tau deh mana yang Otanaha, Otahiya atau Ulupahu. (lebih lanjut sila baca disini )

menurut situs yang sama, untuk mencapai Benteng Otanaha harus menaiki 348 buah anak tangga. Jumlah anak tangga tidak sama untuk setiap persinggahan. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak tangga; II = 83; III = 53; IV = 89; Benteng = 71 anak tangga

Ugh,, sampai capek naiknya..

8

Oh yah, Danau Limboto bisa terlihat dari Benteng ini karena lokasinya memang dekat. (back ground foto)

Dan ini nie, pemandangan di atas Benteng:

3 7

3 5

dan ini adalah Danau Limboto terlihat dari atas... (diambil dari benteng yang paling tinggi, terlihat juga satu benteng yang terletak di sebelah bawah.. (gatau namanya)

4

Nah, yang paling gondok dari petualangan naek benteng ini adalah : bahwa ternyata, Puncak benteng ini bisa ditempuh dengan kendaraan bermotor!! jadi ga perlu capek2 menaiki setiap anak tangga mpe bikin lutut menjadi biru-biru! (bagi yang tidak berfikiran bahwa wisata ini adalah termasuk olah raga) tinggal melaju di jalan yang melintas di samping kompleks benteng, sampai deh puncak!! (Hiks, dikerjain deh gw!!)

Untuk menuju kawasan Benteng Otanaha, kita bisa menggunakan sepeda onthel, sepeda motor, atau mobil. Minta tolong Abang Bentor buat nganterin kira-kira mau gak ya?! Emm, nanya abang bentor nya aja deh,, dari pusat kota, ga jauh koq, hanya sekitar 15/20 menitan (tergantung kecepatan motor/goesan :P). Jalannya datar dengan sedikit kelokan.. Oh ya, ada retribusi sebesar Rp. 2000/orang yang akan dipungut di pintu masuk objek (kalo kebetulan ada yang jaga)

Yang menarik dari tempat ini adalah, kita bisa melihat Gorontalo dari ketinggian. Namun tampaknya, kompleks benteng ini kurang begitu terawat. So, nitip usul kepada pihak terkait, agar lebih memperhatikan perawatan salah satu bangunan bersejarah di Provinsi Gorontalo ini untuk mendukung program Visit Gorontalo 2008 :)

Selasa, 09 September 2008

Ada yang Masih Inget Mars Projo Taman Sari?

Jadi ceritanya, Bantul mempunyai sebuah Mars (bukan Planet Mars lho yah!! yang dulu (jaman aku SD), populer sekali di kalangan Masyarakat Bantul. sering dilombakan juga deh kayanya. Penggubahnya siapa, aku kurang tahu juga!!


Kalo aku sie ingetnya, Mars ini ada dalam daftar lagu display Grup Drum band SD ku.. >>>>>>>>>


Yang jelas isi Mars ini menerangkan makna Projo Taman Sari yang menjadi slogan Kabupaten Bantul.

Kurang Lebih syairnya seperti ini
(dinyanyikan dengan penuh semangat!!)


Yo Warga Bantul Kita Bersama-sama
Gotong Royong Membangun Desa
(..........fill in the blank!! (lupa.com)...........)
Untuk Jadi Amalan Nyata

Produktif Professional di Segala Karya
Makmur Hijau Lingkungan Kita
Wujudkan Hidup Tertib Aman Sehat Asri
Menuju Cita Masyarakat Pancasila
dengan Bhakti Suci demi Ridho Illahi
Projo Taman Sari Jaya!!

(yang terngiang di telinga setiap kali membayangkan mars ini adalah alunan Bolero + Melodion, dipadukan dengan tabuhan genderang n bass Pasukan Drum Band SD N Bantul III tercinta :)

Minggu, 07 September 2008

Duwh, Kangen ma Makanan Rumah nie...

Sambil menunggu buka puasa, ga ada salahnya khan posting makanan favorit yang hanya bisa ditemukan di rumah (Bantul.red)
  • Sambel Tempe
Menu ini sudah lazim banget dilidahku kawit jaman cilik (sejak dari kecil). Sampai sekarang menu ini hampir selalu dihidangkan oleh Ibu stiap kali aku pulang. Bahan-bahan dan cara memasaknya cukup simpel, tapi yang simpel ini sudah mempunyai cita rasa yang ciamik banget!!
bahannya sederhana :
  1. Tempe (akan lebih baik jika Anda memilih tempe yang dibungkus daun pisang, karena lebih gurih dan tidak hancur sewaktu ditumbuk)
  2. Bumbu sambal : bawang merah, bawang putih, lombok (cabai), gula jawa & garam
cara pembuatannya :
  1. Tempe digoreng garing
  2. Bawang merah, bawang putih & lombok, digoreng hingga layu
  3. haluskan bumbu yang sudah digoreng tadi dengan menggunakan bantuan cowek (cobek) & munthu (ulekan) <<<>
  4. tambahkan garam dan gula merah sesuai selera..
  5. Next, tumbuk/haluskan tempe goreng satu per satu..
  6. Jadi deh,, sambel tempe!! mudah bukan??
*** jika Anda menambahkan tomat dalam bumbu sambel ini, rasanya akan lebih condong ke tempe penyet, bukan sambel tempe yang sebenarnya (menurutku sie :P)

  • Jangan (sayur) Sawah
Kenapa disebut Jangan Sawah?? karena Jangan ini biasa dijadikan menu utama oleh Simbahku untuk ngirim orang-orang yang garap sawah Simbah. Sayur santan ini mempunyai komposisi yang sederhana, hanya terdiri dari tempe yang diiris kecil-kecil, kulit melinjo dan jika suka bisa ditambah rambak. Rasanya seger, tapi lumayan pedas karena ada irisan cabainya. Kami biasa juga menyebutnya dengan istilah Jangan Pelet (Tempe-Kulit). Biasa dihidangkan dengan telur dadar gulung atau bakmi bihun.

  • Jangan Sengek
Masih makanan olahan dari tempe, kalo Jangan sawah tadi cenderung pedas, nah jangan sengek ini disebut juga Jangan Anyep, alias ga pedes. Santan yang dipakai adalah santan kental, dimasak bersama dengan tempe, tahu dan kubis. Bumbunya biasa, bawang merah, bawang putih, dll (ga tau maksudnya :P) Awass!! dalam proses memasak, jangan lupa diaduk-aduk! Jangan sampe mBlondo (santan pecah)!! Buat yang suka masakan pedas, sayur ini enak juga koq, kalo dimakan bersama sambel tomat :)

  • Oseng-Oseng Kates
Kalo yang ini, pepaya muda (yang masih ijo) diseseti (kaya kalo ngirisin buah buat nglotis itu lho!!) tipis-tipis terus dimasak tumis. campurannya daun so/mlinjo, plus hati ayam kalo suka. hemm,, rasanya krenyes-krenyes.. enak banget kalo disajikan bersama nasi yang masih hangat plus tempe goreng!!

  • Jangan Asem Jawa
Nah, sayur ini nie, yang bisa sekalian buat senam muka!! komposisi sayur yang terdiri dari jagung manis, kacang tanah dan daun so/mlinjo ini lumayan memerlukan waktu dalam mengunyah! lebih dari 33 kali, mungkin,, tapi enak rek!! Suegerr!! apalagi kalo dimakan siang-siang!! dan satu lagi!! ga pake pedes kalo ini mah!!

  • Tahu Guling Bu Tjip
Siapakah Bu Tjip itu? he2, tetangga sebelah rumah, yang punya warung Lotek & Tahu Guling. Lumayan terkenal sie, di dusunku & skitarnya
Dan apakah Tahu Guling itu?
Tahu & Tempe Batjem (dimasak kek semur tapi bukan semur!! masaknya pake air, warnanya coklat) yang udah digoreng, diguling-guling dalam bumbu yang khas..
Bumbunya cukup sederhana :
  1. sepotong bawang putih + garam + sdikit kencur + cabai dihaluskan
  2. tambahakan aer panas + kecap ke dalam bumbu tsb
  3. tambahi taburan daun jeruk yang sudah diiris tipis-tipis + brambang (bawang merah goreng)
  4. campurkan irisan tahu & tempe Batjem goreng yang sudah dipotong dadu
  5. tambahkan juga thokolan (kecambah) dan irisan kubis plus irisan tomat
  6. terakhir, taburi irisan daun sledri + brambang goreng + krupuk
lebih enak disajikan siang hari..

  • Bakmi Godhog/Goreng Pak Madio
Pak Madio adalah Penjual Bakmi keliling yang telah keluargaku kenal sejak aku kecil. biasa lewat depan rumah selepas Isya'. Seperti penjual Bakmi kebanyakan, menu yang ditawarkan tidak beragam, hanya Bakmi Goreng, Bakmi Godhog (rebus), Nasi Goreng atau boleh juga pesen Megelangan (nasi+bakmi goreng dimasak bareng). Oh ya, jenis mie yang digunakan adalah Mie putih. Rasanya khas, Pak Madio banget!!! Susah dijelaskan dengan kata-kata.
Cara pembuatannya aku juga tidak terlalu mudeng karena terlalu njlimet!! Kami juga sering meminta bantuan "ndandakke sego" (memperbaiki nasi) pada Pak Madio, yakni nasi putih yang masih tersisa di rumah, minta tolong dibuatin nasi goreng dicampur dengan sedikit Bakmi.
Satu lagi yang bikin khas, Pak Madio ini mempunyai thethenger (pertanda) kalo lewat. Bunyi perpaduan potongan empring (bambu) plus sendok yang dipukul2 di atas empring, selalu diperdengarkan stiap kali Pak Madio ini mangkal. Suaranya kurang lebih seperti ini Tik..Tok.. Tik.. Tok... Mangkanya, Bakmi Pak Madio ini sering juga dijuluki Bakmi Tik Tok.. Dari jauh pun kami udah tau kalo Pak Madio mau lewat. Jadi kalo udah kedengeran bunyi itu dan kami lagi pengen makan bakmi, maka kami keluar rumah, then ngeploki (menepuk tangan) deh. Pak Madio pun akan berjalan mendekati rumah :) Mau coba? Ayo, bertandang ke rumah!!!

Dilihat dari sejumlah menu favorit, boleh disimpulkan kalo aku penggemar Tempe Bungkus Daun Pisang sejati!! Especially, tempe buatan simbahku yang gurihnya tiada tara.. ;)
HIDUP TEMPE!!

Jumat, 05 September 2008

Masihkah Panggilan itu Terdengar??

Berawal sewaktu Aku mengakhiri pembicaraan telepon dengan Ibu, kata2 yang biasa dingendikakke ibu sblum mnutup dg salam adalah:
" Nggih, cah ayu..."

hemm, aku berfikir sejenak,, panggilan itu tetap masih melekat, meski usiaku bukan tergolong anak kecil lagi..

Pada seorang gtalker aku sempat bertanya: "masih sering dipanggil Nang/Le/Ngger, ga sie ma orang tua?"

dia jawab : "engga tuh!!!"

Pffufff........ Bagaimana dengan Anda??


Masihkah Anda memanggil/dipanggil dengan sebutan:

  • Wuk/Wok, (ge)Nduk, (de)Nok, Cah Ayu untuk perempuan
  • Nang, (ke)Lik, (tho)Le, Cah Bagus untuk lelaki
  • Ngger, Mas (mas Pipin, mas Ningrum, etc) untuk universal (both lelaki n perempuan)?

aku masih..

aku masih dipanggil Wok / Cah Ayu (:P) ma Ibuku

masih dipanggil Nduk / Cah Ayu (:P) ma Bapakku

masih dipanggil Nok oleh Simbah n Paklik2-ku

aku pun terkadang masih memanggil Nang/Le pada para adek laki-lakiku (termasuk spupu tentunya) tapi udah jarang manggil Nok/Nduk pada spupu perempuanku..

hemm kira2 panggilan sayang ini akan masih terdengar gag ya, beberapa tahun ke depan?
semoga....

Banjir Lagi?!

Yah, bgitulah!! hari ini kata Banjir populer lagi setelah banjir terakhir yang menggenang di sebagian wilayah Gorontalo akhir tahun kemarin..

Berawal dari hujan yang turun deras sekali mulai menjelang maghrib, menyebabkan beberapa kawasan di kota GTO terendam air. Masjid agung, kompleks perkantoran, perbankan dan pertokoan pun tak luput dari genangan air..
(cieh, bosone ngedap-edapi!! reporter berita bgt ik!!)


kontrakan temen2 kantor juga ada yang kebanjiran termasuk markas besar Genk Motor! Kalo kemarin mereka heboh karena gag sempet sahur, hari ini mereka heboh ngangkatin barang2 ke t4 yang lebih tinggi plus bersiap2 mengungsi dengan dijemput 2 mobil dinas!! yakin deh, om Fajar bsk akan mosting kejadian heboh ini di blognya!! (kalo ga malu!! hehe)

well, how bout me??
kosn n kantor aman..


kronologis kejadiannya seperti ini:
  • sore, Gorontalo mulai diliputi mendung tebal
  • jam lima sore lebih sdikit waktu indonesia tengah, Aku naek becak motor (bentor) dengan tujuan mencari santapan buka puasa
  • dalam bentor hujan gerimis mengundang hingga hujan lumayan sedang


  • sampai TKP hujan masih sedang..
  • nunggu pesenenan dimasakin, hujan bertambah deras
  • pesenan udah siap dibawa pulang,, hujan deras (ga yakin mo jalan pake payung!! untung ada abang bentor yg berenti di depan warung)

  • di dalam bentor : hujan tetep aja deras
  • mampir ATM BRI : hujan deras
  • balik dari ATM BRI : hujan deres banggettt!!!! langit gelap n putih, menandakan hujan merata dimana-mana
  • abang bentor berkata: Eiss,, hujan keras deng anging!!! merata!! nda sbahagian-sbahagian!!! (disini kata "deras" yang mengikuti kata "hujan" biasa dilafalkan dengan kata "keras"??!!.red.. :oh)
  • gw dalam ati (syukur, meski pelan tapi bentor tetep melaju,,, apa jadinya kalo diturunin ditengah jalan!! :waa..... nangis deh!! makasih ye, Om!! (sebutan lazim digunakan disini, untuk menggantikan istilah Pak/Bang)... Ane dah dianter sampe kosn)
  • menikmati sajian buka puasa berupa capcay dan segelas teh tubruk (taburan teh (tanpa disaring) dicampur dengan air panas, dinikmati dengan menambahkan sdikit gula (lebih mantabb pake gula batu) disajikan selagi puanass, rasanya maknyuss!!! cocok untuk selera simbah2 :P)
  • then, menengok ke tempat tidur:
  • jeng.. jeng..jeng.. kyaaaaaaaaaaa!!! sumprit!!! itu bukan ompol!!! kamarku BOTJORR!!!

  • shalat tarawih di rumah

  • nggeser2 spring bed, ngipas2 bagian yang basah..
  • tidur deh...
brangkat ke kantor, tinggal sisa-sisa genangan air semalam di parit depan kosn n kantor,,



di kantor orang2 pada ngebahas soal hujan semalam..

satker masih banyak aja tuh, yang dateng ke kantor..
Smoga banjir segera berlalu di Gorontalo..