Rabu, 29 Oktober 2008

Pernikahan itu..

triofr

Cerita dibalik foto: dulu, sekian tahun yang lalu, kami pernah foto bertiga di moment pernikahan Lik Hudi dan Bulik Ita. Ternyata tanpa sengaja, sambil menunggu prosesi akad nikah selesai, kemarin kami mengulanginya lagi...

Ups, maaf, dalam beberapa waktu terakhir saya menghibernasi diri. Mood menulis tiba-tiba hilang karena alasan jetlag dan banjir... rindu


Pertengahan Oktober kemarin saya pulang lagi ke Bantul. Ada suatu perhelatan yang digelar oleh salah satu kerabat. Yah, pernikahan cucu tertua menurut silsilah dari keluarga besar Bapak.
Sepupu saya, putri pertama dari Pakde, menikah tepat di hari ulang tahunnya yang ke 24..
Seneng banget rasanya karena kemarin keluarga bisa ngumpul semua. Acara digelar duwa hari, Sabtu pagi untuk akad, dan Ahad pagi untuk resepsi. Tempat penyelenggaraan duwa-duwanya di rumah. Alhamdulillah smuanya lancar.


Konsep resepsi dirancang simpel tanpa adat. Busana pengantin modern namun dengan tata rias khas pengantin Jogja. Yang menarik adalah dekorasi pelaminannya bener-bener tanpa gebyok. murni, hanya memanfaatkan pintu rumah. Dan, busana para kerabat pria itu lho, Paklikku sengaja memilih surjan lurik, bukan surjan motif lain, jadi ya kliatan klasik banget.
Yang jelas, dari moment kemarin, bisa mempererat tali silaturahim para anggota kerabat..
Hemm, jadi pengen kumpul2 lagi dalam moment yg serupa nie.. rindu


Buat Mba Iik dan Mas Danang, selamat menempuh hidup baru, semoga sakinah ma waddah wa rohmah..
Buat Mas Aan, Mas Arif, Mba Uli, Mas Zaman, de Mazdan, de Awang, de Biymoo, dan de Danti, ngumpul-ngumpul lagi yuks...

100_4858

(hihihi, biar Mr. Falih tambah menghujat, bahwa isi blogkuw adalah curhat nerdbising)

Selasa, 14 Oktober 2008

Serangkai Sedap Malam

Ada satu pernik yang menghiasi ruang kamar tamu keluarga saya setiap Lebaran. Yup, rangkaian bunga sedap malam a.ka.a arum ndalu.

Dari Wikipedia, saya tahu bahwa:

Sedap malam (Polianthes tuberosa) adalah tumbuhan hijau abadi dari suku Agavaceae. Nama tuberosa menunjukkan bahwa tumbuhan ini memiliki umbi (tuber).

Bunga sedap malam biasa mekar di malam hari. Tanaman ini diperkirakan berasal dari Meksiko.

Nama bunga ini di India bagian timur adalah ratkirani, yang berarti "ratu malam". Di Singapura bunga ini dinamakan xinxiao, yang berarti "tempat ngengat hinggap". Di Persia, bunga ini disebut maryam, yang merupakan nama umum bagi anak perempuan. Bunga ini juga digunakan di Hawaii untuk pengantin dan dahulu di zaman Viktoria digunakan sebagai bunga kuburan. Harum bunga ini digambarkan sebagai kompleks, eksotis, manis, dan khas bunga.

Sore menjelang takbiran, biasanya saya dan Bapak berkeliling-keliling kota mencari bunga berwarna putih nan harum ini, sementara ibu di rumah mempersiapkan toples-toples hidangan lebaran, dan ade, biasa di Pondok atau di Masjid, bergabung dengan teman-temannya.

Sayang seribu sayang, belum ada kios penjual bunga segar di Bantul. Jadi, pencarian Saya dan Bapak sore itu pun berakhir di tempat yang biasa kami datangi yakni di Jl. Jazuli, Kotabaru, di dekat RRI, di depan Wisma Anggaran. Memang di sepanjang jalan inilah terpusat kios para penjual bunga segar di Jogjakarta.

Suasana sore di sepanjang kios bunga lumayan ramai, sama seperti tahun yang lalu. Mungkin memang karena moment lebaran ini, banyak orang yang mencari bunga segar untuk mempercantik ruangan. Diantara pengunjung kios yang ada pada saat itu, kebanyakan dari mereka membeli bunga sedap malam, termasuk saya.

Harga per tangkai cenderung naik dari tahun ke tahun dan selalu lebih mahal dibanding hari-hari biasa. Satu tangkai sedap malam pada sore itu ditawarkan seharga Rp. 7500,-. Setelah meminta harga pas, akhirnya angka pun turun diharga Rp. 6000,-/tangkai. Tahun lalu, saya masih bisa mendapatkan Rp. 4500,-/tangkai. Tahun sebelumnya lagi, antara Rp. 2.500 - Rp. 3.000,-, dimana pada saat itu, harga normal setangakai sedap malam adalah Rp. 1.500,-.

100_4608

8 tangkai sedap malam akhirnya saya boyong pulang. Sembari melihat mba penjaga kios mengemas sedap malam pesanan, saya meminta sedikit daun cemara kepadanya. Daun cemara ini berharga Gratis alias ra mbayar.. (makasih ya, Mba, bonus atas pembelian sedap malamnya yah?!).

Setelah transaksi jual beli selesai, saya dan Bapak pun langsung pulang ke Bantul yang memakan waktu sekitar 40 menit dari Jl. Jazuli tadi. Dan pada malam takbiran, terangkailah 8 tangkai sedap malam dan daun cemara, memenuhi sebuah vas gerabah, menghiasi ruang tamu kami..

sedap malam

Senin, 13 Oktober 2008

Bantul dalam Foto : Geliat Sambut Lebaran

pasar bantul

Suasana Pasar Bantul mendadak menjadi ramai jelang sehari sebelum Idul Fitri. Tangan-tangan ulet itu begitu luwes menari pada seuntai daun kelapa muda bernama Janur. Hasil tarian itu menghasilkan suatu karya yang mungkin mengilhami penamaan bentuk bidang datar jajar genjang. Yaa, kolaborasi hasil tarian tsb dengan beras yang sudah dicuci kemudian ditanak akan menghasilkan menu khas hari raya yang biasa disajikan bersama opor. Entah sejak kapan ketupat ini menjadi icon Hari Raya Idul Fitri..

ketupat

Para penjual dadakan anyaman janur ini selalu muncul di akhir bulan Ramadhan menghiasi trotoar-troatoar, bahkan pembataas jalan di sekitar Pasar Bantul. Harga seuntai longsongan ketupat, saya kurang tau karena biasanya mbah Kakung sudah menganyam di rumah ..senyum

Sebagai pelengkap hidangan ketupat tadi, keluarga saya biasa menghidangkannya bersama Gudeg Manggar, gudeg dari bunga pohon kelapa. Sejak saya masih kecil, duo kupat manggar ini selalu tersaji pada hari pertama di bulan Syawal. Dinikmati bersama keluarga yang pada mudik, rasanya lebih luar biasa.

manggar

bentuk menyerupai sarung parang inilah yang dinamakan manggar sebelum dikupas.

manggar2

dan ini adalah Manggar yang telah dikupas dan siap untuk dimasak..

30092008657

Nah, untuk membuat gudeg, bumbu-bumbunya antara lain seperti terlihat dalam foto di atas. Bersama si ayam kampung yang telah menemukan tujuan hidupnya, disembelih untuk dimakan manusia, Manggar diolah menjadi Gudeg yang sudah pasti berasa manis.

100_4631

Sementara itu, untuk pengamanan jelang Idul Fitri, tersebutlah pos pengamanan lebaran yang salah satunya didirikan di depan kompleks Pasar Bantul. Bersama para Praja Muda Karana, Pak Polisi bertugas menertibkan arus lalu lintas yang semakin hiruk pikuk..

pos aman

Suasana yang berbeda pun akan Anda temui di supermarket-mini market yang terdapat di Bantul. Parkir motor tampak berjubel, bener-bener tidak seperti hari biasa..

Mulia

Toserba Mulia di Jl. Urip Sumoharjo.

100_4603

WS supermarket di Jl. Bantul

100_4628

Purnama di samping perempatan Klodran

Yah, beginilah suasana Bantul menjelang lebaran. Jalanan sudah tidak senyaman biasanya, penuh lalu lalang kendaraan. Kota ini pun mulai dipadati para pemudik termasuk saya senyumkenyit

Jumat, 10 Oktober 2008

(daripada ga posting) Welcome To Bantul

Begitu Anda memasuki daerah Bantul, Anda akan disambut dengan tulisan seperti terlihat pada foto di bawah ini:

Baliho ini terpampang kokoh di dua jalan utama memasuki daerah Bantul tepatnya di Perempatan nDongkelan dan Perempatan nDruwo. Kedua perempatan tersebut memotong sempurna jalan lingkar selatan Yogyakarta yang biasa dilalui bus AKAP (Antar Kota Antar Propinsi).

Baliho ini sudah berdiri sebelum Gempa 5,9 SR pada Sabtu, 27 Mei 2006 mengguncang Kota Geplak ini. putuscinte

Slogan "Kami Siap Melayani" tertulis mantab di bawah kata Bantul. Inilah janji layanan yang telah dipilih dan semoga ini bukan sekedar janji senyum

Dari Pusat Kota Yogyakarta, untuk mencapai pusat Kota Bantul, ada dua jalur yang bisa Anda ambil, yakni Jalur Barat (berawal dari perempata nDongkelan) dan Jalur Timur (perempatan nDruwo).

Jalur Barat : Anda harus menyusuri Jalan Bantul dengan waktu tempuh sekitar 15-20 menit dari Perempatan Dongkelan. But don't worry be happy, jalan yang akan Anda lintasi mulus, hot mix, plus idum/iyup/teduh karena di pinggir jalan banyak pohon-pohon besar, dan masih ada 3 (tiga) traffic light lagi yang akan Anda temui sebelum sampai ke Pasar Bantul, salah satu jantung perekonomian di Kota Bantul. Oh ya, dalam lintasan Jalan Bantul ini Anda akan melewati Desa Wisata Sentra Kerajinan Gerabah Kasongan.

Jalur Timur : Waktu yang Anda tempuh untuk menuju pusat Kota Bantul akan lebih lama apabila Anda menempuh jalur ini. Jalur Timur memang lebih strategis apabila Anda memiliki tujuan wisata ke Pantai Parangtritis, karena dari Perempatan nDruwo ini Anda tinggal berjalan luruus, mentoq sampai ke pantai ga pake belok (kec jalannya udah berkelok lho ya!!). Tapi untuk mencapai pusat kota, sesampai di traffic light kedua setelah traffic light nDruwo, silakan untuk berbelok ke kanan, melintas di Desa Wisata sentra kerajinan kulit Manding, then, RSUD Panembahan Senopati Bantul, next traffic light lagi, and then lewat depan rumah saya jelir, go straight ahead lewat KPP Pratama Bantul, nemu traffic light lagi, baru deh belok ke kanan dan menemukan pusat administrasi Kota Bantul.

tertarik untuk berkunjung??ros
Welcome to BANTUL



lovelovelove