Suasana Pasar Bantul mendadak menjadi ramai jelang sehari sebelum Idul Fitri. Tangan-tangan ulet itu begitu luwes menari pada seuntai daun kelapa muda bernama Janur. Hasil tarian itu menghasilkan suatu karya yang mungkin mengilhami penamaan bentuk bidang datar jajar genjang. Yaa, kolaborasi hasil tarian tsb dengan beras yang sudah dicuci kemudian ditanak akan menghasilkan menu khas hari raya yang biasa disajikan bersama opor. Entah sejak kapan ketupat ini menjadi icon Hari Raya Idul Fitri..
Para penjual dadakan anyaman janur ini selalu muncul di akhir bulan Ramadhan menghiasi trotoar-troatoar, bahkan pembataas jalan di sekitar Pasar Bantul. Harga seuntai longsongan ketupat, saya kurang tau karena biasanya mbah Kakung sudah menganyam di rumah ..
Sebagai pelengkap hidangan ketupat tadi, keluarga saya biasa menghidangkannya bersama Gudeg Manggar, gudeg dari bunga pohon kelapa. Sejak saya masih kecil, duo kupat manggar ini selalu tersaji pada hari pertama di bulan Syawal. Dinikmati bersama keluarga yang pada mudik, rasanya lebih luar biasa.
bentuk menyerupai sarung parang inilah yang dinamakan manggar sebelum dikupas.
dan ini adalah Manggar yang telah dikupas dan siap untuk dimasak..
Nah, untuk membuat gudeg, bumbu-bumbunya antara lain seperti terlihat dalam foto di atas. Bersama si ayam kampung yang telah menemukan tujuan hidupnya, disembelih untuk dimakan manusia, Manggar diolah menjadi Gudeg yang sudah pasti berasa manis.
Sementara itu, untuk pengamanan jelang Idul Fitri, tersebutlah pos pengamanan lebaran yang salah satunya didirikan di depan kompleks Pasar Bantul. Bersama para Praja Muda Karana, Pak Polisi bertugas menertibkan arus lalu lintas yang semakin hiruk pikuk..
Suasana yang berbeda pun akan Anda temui di supermarket-mini market yang terdapat di Bantul. Parkir motor tampak berjubel, bener-bener tidak seperti hari biasa..
Toserba Mulia di Jl. Urip Sumoharjo.
WS supermarket di Jl. Bantul
Purnama di samping perempatan Klodran
Yah, beginilah suasana Bantul menjelang lebaran. Jalanan sudah tidak senyaman biasanya, penuh lalu lalang kendaraan. Kota ini pun mulai dipadati para pemudik termasuk saya
2 komentar:
terasa hangat hatiku membaca dan melihat poto-poto ini.. hiks..
aku ke Mulia hari terakhir tu, parkirnya sampe ke sebelah. kok ga ketemu ya dek?
tumben taun ini nggak ada ketupat di rumahku. tau gitu mampir lebih lama di tempat dek Pin.. :P
** Mba, Dee, love Bantul n u....
aku cuma numpang moto doank Mba, sambil lewat,, Lha wong udah slemengeran duluwan ngeliet parkir motornya...
Lha mbok iya,, kmrn mampir yg lama!! dah ke rumah, ga ketemu aku pisan.. :P.
tapi sedianya di hari pertama tok lho Mba Dee, pun yg ngupat simbah, aku tinggal minta :P
Posting Komentar