Hemm,, lagi-lagi Gorontalo banjir..
Hari itu, Ahad, 26 Oktober 2008, sedianya Paguyuban Keuangan Provinsi Gorontalo yang beranggotakan instansi vertikal DepKeu dan mitra kerjanya (bank, pos, taspen, n asuransi) yang berada di Provinsi Gorontalo, mengadakan acara jalan santai dan donor darah dalam rangka memperingati HUT Keuangan RI. Agenda acara dimulai pukul 06.00 WITA, start n finish di halaman Kanwil XXVI Ditjen PBn GTO.
- 05.00 WITa masih nonton tipi, nunggu air panas n siap2 membuka PoP Mie..
- 05.30 WITa weee lhadalah, kowq hujan turun... hemm, jadi engga ya??
- 06.00 WITa temen nyamperin ke kamar sebelah lengkap membawa mertua, istri dan bayi chinese nya.. hujan turun lumayan deras
- 06.30 WITa dengan mengenakan pakaian OR lengkap plus topi, saya berjalan menuju ruas jalan. Hujan masih rintik.. peserta jalan santai mulai bergerak. Tiba2 ada yg memanggil : "Mbaaaakkk". Menoleh ke kiri, tampak seorang makhluk bernama Ridho telah berdiri di sudut perempatan. karena niat dari semalam pengen ikut mbagiin kupon snack, saya pun berjalan ke arahnya.
- peserta kemudian mulai melintas di depan kami. nampak para pejabat turut berpartisipasi dalam jalan santai itu.
- 07.00 WITa satu dua peserta talah mengambil kupon snack yang berarti hampir mendekati finish. dan hujan pun semakin deras. banyak dari mereka yang naik bentor dan mobil. kami pun menyodorkan kupon snack kepada para peserta yang kehujanan itu. acara jalan santai bubar..
- 07.15 WITa karena semakin deras, saya memutuskan untuk pulang ke kosn dan berganti baju, sbelum pergi ke Kanwil untuk sekedar melihat-lihat swasana. namun niat itu saya urungkan karena hujan sangat deras mengguyur. sebagai alternatif, saya pun menonton acara televisi sambil sesekali menyeruput teh tubruk..
Sore hari, selepas mandi, hujan sudah tidak turun lagi. Bergegas saya keluar untuk membuang sampah. Ternyata tanpa saya sadari, bumi ini bergoyang. Tetangga kamar tergesa keluar bersama si Daffy di dekapan berteriak "Gempa, Budhe!!"!! Ohh, saya sama sekali tidak merasakan karena dalam posisi berdiri. Namun kabel listrik yang melintas di tepi jalan masih terlihat bergoyang-goyang. Saya kemudian memanggil bentor, berniat untuk membeli sesuatu di supermarket. Hemm, parit di sekitar kosn ternyata sudah meluber. Tidak biasany
a hal ini terjadi. Beberapa sungai di tepi ruas jalan juga terlihat hampir meluap airnya..
Selepas Isya, hujan tak terkira derasnya turun lagi, demikian seterusnya hingga semalaman hujan turun tiada reda. Alhasil Senin subuh, , 27 Oktober 2008, begitu melongok ke jendela, halaman tampak sudah tergenang air.
Gorontalo banjir seharian itu. Kantor tetep beroperasi meski stakeholders yang datang, bisa dihitung. yang terlihat dimana-mana adalah air, air, dan air. Ironisnya, meski air terlalu melimpah, namun kami sempat kesulitan air bersih karena PAM mati. hemm, efek dari banjir..
siang tadi, di hari yg sama saat saya me re-post subject ini, gorontalo juga lagi dalam keadaan banjir karena hujan semaleman yang deras mengguyur,, hesyeeeehh banjir lagii.. banjir lagi...
5 komentar:
2008/10/31 at 3:28 am
Gyahaha… Ternyata bapakke Lanang dah duluan komen dan yaaaah dia berhasil membuatku terkenyut :-D
Alhamdulillah, rmh ga kebanjiran. Banjirnya cmn mpe UG.
Wah tahun lalu acara jalan santainya rame buanget walopun cuaca lg panas-panasnya.. Abis jalan pagi langsung ikut tarik tambang :-D
jadi… ikut lomba apa kali ini?
2008/10/30 at 7:22 am
wah apa limboto banjir?? saya mau pulang ini, tapi gak bilang2 ke mboknya Lanang.. biar surprise…. hahahahaha..
—ngeprint sambil nunggu Garuda ah…
2008/10/29 at 11:56 pm
kirain blog ini dah didelete ma wordpress, tyt msh ada tnda2 khadiran :D
yah, smg bnjir cpt surut dan semangat menulis pasang lg ;)
2008/10/29 at 10:33 pm
turut prihatin….
untung kost n rumahq gak ikutan banjir..
buang sampah pada tempatna..
2008/10/29 at 10:31 pm
Ikutan kasih opini tentang Banjir di Gorontalo,
Sebenarnya cerita banjir tahunan ini suatu yang tidak perlu dipanjang lebar menurut saya karena dulu sewaktu masa kecil saya sudah Mendengar kejadain ini. Tapi tindakannya bagaimana mengatasi banjir tersebut dan apa penyebab banjir, emang sih debit air saat hujan turun sangat besar dan sungai2 yang menjadi jalurnya sudah tidak dapat menampung. Bahkan jika musim kemarua ada yang sungainya mati atau tidak berair. dan lama2 sungai tersebut sudah hilang disulap jadi pemukiman dan bangunan toko.
Yang membuat saya kaget, tahun lalu atau tahun sebelumnya baru aja banjir… PEMDA sudah menentukan kerugian sekian M, padahal baru dalam hitangan 1 hari. Wah cepat banget ya kerjanya … tapi apakah itu data Valid ? Tanyakan pada rumput yang bergoyang.
Posting Komentar